Minggu, 01 April 2012

Cara Mudah Membuat Perpustakaan Keluarga

Ditulis Oleh : Maman Soleman

Kebiasaan membaca berpengaruh besar pada tingkat intelektual seseorang. Kalau Anda yakin intelektualitas akan menjadi salah satu kunci sukses anak di masa depan, pupuklah kebiasaannya membaca. Salah satunya dengan mendirikan perpustakaan di rumah. Dengan begitu minat baca anak akan terangsang sekaligus mendapat saluran.
Ukuran rumah yang mungil tidak masalah. Hanya perlu 5 langkah mudah.
  1. Koleksi Yang Ada Dulu. Membangun perpustakaan keluarga bisa dimulai dengan koleksi buku yang ada dulu. Jangan langsung bermimpi mempunyai sekian ribu koleksi buku. Tidak ada syarat minimal berapa buku yang harus dimiliki untuk membuat perpustakaan keluarga. Satu, dua rak buku berisi beberapa buku bisa dijadikan modal awal. Untuk menambah koleksi berikutnya bisa dengan berburu buku bekas di pasar loak atau datang ke acar bursa buku murah yang diadakan beberapa kali setahun oleh penerbit-penerbit buku.
  2. Manfaatkan Ruang Sisa. Terbatasnya rumah pasangan muda tak menjadi kendala untuk membangun perpustakaan keluarga. Manfaatkan ruang sisa, misalnya ruang di bawah tangga, menggabungnya dengan ruang belajar/ruang kerja, ruang bermain, atau ruang keluarga. Bahkan kalau koleksi bukunya masih sedikit, tak perlu menyediakan satu ruangan khusus, cukup sediakan rak buku dan sedikit ruang untuk membaca. Kalaupun ingin membeli rak kayu bekas, pastikan kondisinya masih bagus, jangan sudah ada telur rayapnya. Idealnya perpustakaan berpendingin udara 24 – 28 derajat Celcius supaya buku yang tersimpan di dalamnya awet. Tapi kalau tidak pun, sebaiknya pilih ruangan yang suhunya stabil dan tidak terkena sinar matahari langsung sebab sinar matahari akan mempercepat proses pelapukan kertas.
  3. Perawatan Setiap Hari. Konsekuensi memiliki perpustakaan keluarga adalah kesediaan untuk merawat koleksi buku yang ada setiap hari. Minimal membersihkannya dari debu, memastikan deretan buku tidak meleyot dan tidak ada rayap atau kutu buku di situ. Sebaiknya lapisi buku dengan plastik atau kertas sampul supaya lebih awet, tebarkan kamper/kapur barus untuk menghindari serbuan rayap dan gunakan penahan supaya deretan buku tidak meleyot.
  4. Pengelompokan. Pengelompokan buku di perpustakaan keluarga tidak perlu rumit, cukup pilah-pilah sesuai kebutuhan. Misalnya buku ayah, buku ibu, buku anak. Atau bisa juga berdasar kategori, misalnya buku agama, dongeng anak, komik, novel, resep masakan, ilmu pengetahuan, ensiklopedia, kamus, dan sebagainya. Tujuan pengelompokan adalah untuk mempermudah pencarian bila buku tersebut akan dibaca. Supaya lebih mudah lagi, buat catatan kecil yang menunjukkan di sebelah mana buku tersebut disimpan. Selain mempermudah pencarian, data tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui buku apa saja yang sudah dimiliki, dengan demikian kemungkinan membeli buku yang sama bisa dihindari sekaligus kalau ada buku yang hilang dengan mudah diketahui.
  5. Buat Aturan Bersama. Layaknya perpustakaan umum, perpustakaan keluarga juga perlu aturan yang dibuat dan disepakati bersama. Misalnya buku-buku yang sudah langka tidak boleh dibawa keluar/dipinjamkan, tidak boleh membawa makanan ke dalam perpustakaan, mematikan lampu setelah keluar dari perpustakaan karena panas lampu bisa merusak buku dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar