Selasa, 13 Maret 2012

Kedekatan Kepada Allah SWT di Hari Kiamat

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Sunday, 14 August 2011
Kedekatan Kepada Allah SWT di Hari Kiamat
Senin, 08 Agustus 2011


Kembali kita membaca hadits Rasululllah Saw dengan riwayat Nabi kita Muhammad Saw
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ
سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ سَبَبْتُهُ فَاجْعَلْ ذَلِكَ لَهُ قُرْبَةً إِلَيْكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
(صحيح البخاري)
Dari Abu Hurairah ra, ia mendengar Nabi SAW berdoa : “Wahai Allah, maka siapapun mukmin yang pernah kucela, maka jadikanlah hal itu kedekatan padanya kehadirat Mu dihari kiamat” (Shahih Bukhari)
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَااْلمَجْمَع وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ فِيْ هَذَا اْلجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
ImageLimpahan puji ke hadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Yang Maha Menerbitkan hidayah di dalam sanubari hamba – hambaNya dari kegelapan, Yang Maha Menerbitkan cahaya pengampunan muncul pada hamba – hambaNya, Yang Maha Menerbitkan kekuasaan-Nya kepada hamba-Nya untuk kembali kepada-Nya menuju keridhoan, meninggalkan kehinaan, Maha Menerbitkan kebahagiaan pada kehidupan hamba-Nya sepanjang waktu dan zaman, Maha Menguasai kerajaan alam semesta mulai detil sel terkecil, partikel yang tidak terlihat mata sampai molekul terbesar dari seluruh makhluk Allah, dari apa yang bisa dilihat dan yang tidak bisa dilihat baik itu yang dhohir berupa para malaikat, para syaithan iblis dan semua hal – hal yang ghaib dan tidak ada yang lebih ghaib dan tersembunyi selain Allah, Dialah (Allah) Yang Maha Baik, yang tidak satu pun makhluk ghaib mengetahuinya, tidak pernah dilihat oleh satu hamba pun kecuali Sayyidina Muhammad Saw wabarak alaih wa ala alaih.
Maka pahamlah kita dari hal ini bahwa makhluk yang paling mengetahui hal yang ghaib adalah Nabi kita Muhammad Saw karena yang ghaib itu banyak, ada malaikat, ada surga, ada alam – alam lainnya, ada alam yang lautan diatasnya didalam dan dibawahnya, ada lautan yang dipinggirnya adalah awan diatasnya adalah awan dan dibawahnya adalah awan. Ada masing – masing bentuk – bentuk daripada sifat – sifat ciptaan Allah yang ghaib, kesemua hal yang ghaib itu tidak pernah berjumpa dengan Yang Maha Ghaib yaitu Allah Swt kecuali izin untuk satu makhluk yang bernama Muhammad Saw. Maka izinpun sampai diminta, ketika diminta oleh Nabiyallah Musa
رَبِّ أَرِنىِ أَنْظُرْ إِلَيْكَ
( (الأعراف : ١٤٣
“wahai Allah beri kesempatan aku untuk melihat-Mu” (QS. Al A’Raaf : 143)
Maka Allah Swt berfirman
قَالَ لَنْ تَرَنِى وَلَكِنِ انْظُرْ إِلىَ الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَا نَهُ ، فَسَوْفَ تَرَنِى
((الأعراف : ١٤٣
“kamu sekali – kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. (QS. Al A’Raaf : 143)
Sungguh engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, kecuali ada gunung didepanmu. Kau lihat kalau gunung itu tetap pada tempatnya maka kau akan bisa melihat Aku (Allah).
Maka Allah Swt berkata
فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكّا وَخَرَّمُوْسَى صَعِقًا
(الأعراف : ١٤٣)
“Tatkala Tuhannya membuka sedikit tabir kewibawaan Nya kepada gunung itu[565], jadilah gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. ( QS. Al A’Raaf : 143 )
Maka Allah berkata satu saja tabir yang menutup tabir itu dibuka yaitu tabir yang menutup antara makhluk dengan Allah, satu tabir dibuka maka gunung itu pun lebur menjadi debu tidak tersisa sedikit pun. Dalam riwayat Imam At-Thabari bahwa gunung itu membenamkan dirinya kedalam bumi dan tak berani muncul hinga kiamat. Dari takutnya kepada satu singkapan terungkap dari Cahaya Kewibawaan Allah. Hadirin – hadirat, 70 ribu tabir yg menutupi Alah dan makhluk Nya, jika satu hijab itu dibuka hancurlah alam semesta, namun semua tabir itu dibukz untuk Sayyidina Muhammad Saw.
Sampailah kita di malam – malam luhur, malam – malam Nabi Saw sedang dilanda keluhuran dan kemuliaan, ketika beliau selalu menutup keinginan untuk menyendiri maka datanglah Jibril alaihi salam di Gua Hira seraya berkata
اِقْرَأْبِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ ، خَلَقَ اْلإِ نْسٰنَ مِنْ عَلَقٍ اِقْرَأْوَرَ بُّكَ اْلأَ كْرَمُ ، اَلَّذِى عَلَّمَ بِاْلقَلَمِ ، عَلَّمَ اْلإِ نْسٰنَ مَالمَ ْيَعْلَمْ
(العلق : ١-٥)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalian. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al ‘Alaq : 1 – 5)
Allah Swt berfirman mengutus Jibril alaihi salam, maka berkata malaikat Jibril اِقْرَأْ “bacalah”, maka berkata Nabi Saw maa aqra’??? “apa yang harus kubaca?”, demikian riwayat Shahih Bukhari. Maka Jibril alaihi salam memeluk Nabi sampai hampir tidak bisa bernafas lalu mengulanginya dan berkata اِقْرَأ , maka Rasul berkata maa aqra??? “apa yang harus kubaca?”, maka Jibril memeluknya yang kedua kali dan berkata
اِقْرَأْبِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ
(العلق : ١)
“baca dengan Nama Tuhanmu Yang Maha mencipta” (QS. Al Alaq : 1)
خَلَقَ اْلإِ نْسٰنَ مِنْ عَلَقٍ
(العلق : ٢)
“yang menciptakan manusia” (QS. Al Alaq : 2)
Yang jadi presiden, yang jadi raja, yang jadi penguasa, yang jadi ratu, perhiasan indah, yang yang yang yang, awalnya adalah dari Tuhan-Mu.
اَلَّذِى عَلَّمَ بِاْلقَلَمِ
( العلق : ٤)
“yang mengajari manusia dengan al qalam”. (QS. Al Alaq : 4)
Makna pertama Al Qalam adalah pena, makna kedua adalah pena yang menulis seluruh kejadian yang ada di bumi. Segala kejadian. Daun yang jatuh dari salah satu pohon tertulis di al qur’an.
اِقْرَأْوَرَ بُّكَ اْلأَ كْرَمُ
( (العلق : ٣
“bacalah dengan Nama Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (QS. Al Alaq : 3)
اَلَّذِى عَلَّمَ بِاْلقَلَمِ
( العلق : ٤)
“Yang Maha Mengajari manusia dengan al qalam” (QS. Al Alaq : 4) Dengan pena-Nya manusia banyak belajar.
عَلَّمَ اْلإِ نْسٰنَ مَالمَ ْيَعْلَمْ
( ( العلق : ٥
“Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al Alaq : 5)
Nah, kalau makna yang ini yang di maksud al qalam pena yang mengajar manusia pada apa yang dia tidak tahu. Al Qalam : Yang Menulis ketentuan – ketentuan yang tidak diketahui manusia. Banyak diketahui oleh manusia tapi atas kehendak Allah. Hal – hal yang akan terjadi di masa mendatang banyak yang diberitahukan oleh Allah kepada hamba – hambaNya yang tertentu yang dikehendaki-Nya. ….hzl fajihr huwa ??, apakah ia fajir apakah ia shalih?, Fir’aun sudah diberitahu tukang sihirnya bahwa akan datang pemuda dari bangsa bani israil menghancurkan kerajaannya, sudah tahu. Demikian pula banyak sebaliknya para shalihin.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kemuliaan – kemuliaan diberikan oleh Allah Swt berupa mukasyaah memahami apa yang akan terjadi. Bahkan bayi pun, Allah Swt berikan kemuliaan, riwayat Shahih Bukhari. Ketika seorang ibu sedang menggendong bayinya maka lewatlah seorang ksatria dengan gagahnya, ibu itu berkata “Ya Allah jadikan bayiku seperti dia”, maka disaat ia berkata “wahai Allah jadikanlah putraku bayiku ini seperti ksatria itu, gagah perkasa, kaya raya”, bayinya bicara “Ya Allah janganlah Kau jadikan aku seperti dia”, maka ibunya diam heran bayinya bisa bicara. Maka lewatlah seorang wanita yang di hinakan,dilempari dikejar – kejar kesana kesini.maka ibu itu berkata ”Ya Allah jangan jadikan bayiku seperti dia”, bayinya menjawab “wahai Allah jadikan aku seperti dia”. Kenapa? Ditanya oleh para sahabat kalau bayi yang melihat pertama kali ksatria itu ternyata adalah ksatria yang dhalim, penguasa yang dhalim yang jahat dan dia adalah orang yang fasik sedangkan wanita yang dikejar – kejar itu adalah dituduh mencuri dan dia hanya menjawab حَسْبِيَ اللهُ….. حَسْبِيَ اللهُ. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, bayi bisa mengetahui nasibnya orang, riwayatnya Shahih Bukhari. Ini menunjukkan bahwa Allah Yang Maha Mengetahui bisa memberikan kepada hamba-Nya sebelum hamba-Nya bertaqwa. Terkadang orang terjebak dengan pemahaman kalau tidak bertaqwa maka tidak akan bisa mendapatkan kemuliaan. Itu salah satu sebab saja, tapi tidak menutup kemungkinan Allah memberikan kemuliaan tanpa orang itu meminta. Para Nabi dan Rasul tidak kesemuanya shalih dulu baru diangkat jadi Nabi, Nabiyallah Isa dari kecil sudah jadi Nabi tanpa amal ibadahnya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Banyak sekali kejadian – kejadian yang Allah berikan orang itu diberikan keshalihan, kemuliaan, didekatkan kepada Allah bukan sebab amalnya, ada juga yang sebab amalnya, ada yang sebab doa orang lainnya, padahal dianya kafir, fasik, faajir, ada sebab doa nabi Muhammad Saw. Siapa? ibunya Abu Hurairah, tiap hari diajak masuk islam tiap hari membangkang. Sampai yang terakhir kali menangis Abu Hurairah datang kepada Rasulullah “ya Rasulullah saya tidak tahan lagi, akan kubunuh ibuku”, “kenapa?”, “karena hari ini ia mengucap hal yang sangat merusak hatiku menghancurkan hatiku tentang engkau” (kasarnya mencaci Nabi Muhammad). Ini ibunya Abu Hurairah kafir, fasik, zahir, “doakan ibuku supaya masuk islam”, Rasul berdoa Allahummahdiy ummu abu hurairah “wahai Allah beri petunjuk dan hidayah bagi ibunya abu hurairah”. Pulanglah. Pulang ibunya masih mandi jangan masuk dulu, ini riwayat Shahih Bukhari. Maka selesai mandi ibunya berkata asyhadu alla ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhammad rasulullah, balik lagi Abu Hurairah, “wahai Abu Hurairah sekarang kau datang bukan lagi dengan wajah seperti saat tadi kau datang?”, maksudnya saat pertama kali datang wajahnya suram dan ini yang kedua datang dengan wajah yang cerah. Abu Hurairah berkata “Ya Rasulullah ibuku masuk islam di tanganku”, masuk islam sebab anak bukan ibunya. Bisa sebab ayah bundanya, bisa sebaliknya, bisa sebab temannya, bisa sebab yang lainnya dan bisa seluruh umat (shahih Muslim).
Doakan Nabi kita Muhammad. Bukankah seluruh umat disyafa’ati oleh Sayyidina Muhammad? Bukankah bulan ini bulan turunnya Alqur’an hadiah agung untuk Sayyidina Muhammad. Hadiah luhur untukku dan kalian yang termuliakan dengan setiap hurufnya mencapai tangga – tangga kesucian menuju keridhaan Allah yang Allah bukakan lewat pintu Muhammad Saw wabarak alaih. Semoga Allah menerangi jiwaku dan jiwa kalian dengan indahnya tuntunan Sayyidina Muhammad Saw, dengan indahnya Alqur’an dan bulan Alqur’an dan shohibul Alqur’an Sayyidina Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Rasul Saw bersabda
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ، أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى، مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
((صحيح البخاري
“Aroma yang tidak sedap dari mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada aromanya misik”. (HR. Shahih Bukari)
Bukanlah Allah suka sekali dengan aroma bau busuk mulut orang yang berpuasa, bukan itu maksudnya. Yang dimaksud adalah Allah menghargai orang yang tabah dan bersabar menahan aroma yang tidak sedap di mulutnya itu, dihargai oleh Allah sehingga Allah menganggapnya lebih wangi dari misik. Jadi begini, misalnya kalian kedatangan tamu lima orang pakaiannya bersih – bersih, rapi – rapi, wangi – wangi, datang satu pakaiannya kotor, mana yang kalian hargai? tiada pantas orang ini pakaiannya kotor begini masuk rumah. Dari mana kamu? saya berjalan dari jauh sampai 20km, nggak naik kendaraan. Maka tentunya Ia dihargai daripada yang lain, yang lain dikalahkan. Hingga hujan, basah, lewat sawah sampai kesini. Nah, inilah yang dimaksud bahwa aroma yang kurang sedap dari mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi di hadapan Allah daripada wangi misik. Maksudnya seakan – akan walaupun seorang itu berbaju kotor karena ia datang dari jauh, karena niatnya yang demikian hebatnya dan kuat sampai, kotorannya itu tidak dimarahi oleh saudagarnya walaupun ia lewat dengan lumpur – lumpur mengotori rumah, tidak dimarahi, kalau yang lain dimarahi. Kenapa tidak dimarahi? Jauh ini jalan kaki, hujan, basah, lewat sungai, sawah, lumpur kotor. Hadirin – hadirat, kenapa? Karena ia datang dengan pengorbanan yang besar.
Nah, sekarang kita kembali kepada diri kita sendiri, dimana hukumnya kalau sikat gigi batal puasanya? Tidak batal puasanya. Bagi mereka yang sikat gigi, sikat gigi silahkan. Sikat gigi nggak ada larangannya tapi tidak mendapatkan pahala sunnahnya, hukumnya makruh. Tapi kalau seandainya kita terjebak didalam hal – hal yang mesti kita lakukan, misalnya kerjaannya sales, kerjaannya menerima tamu, gimana menerima tamu kalau ada aroma tidak sedap dari mulutnya? Kan repot pekerjaannya, akhirnya digantikan orang lain. Gimana caranya? Maksudnya kalau terjebak, secara ringkasnya terjebak pada hal yang bersih, ia tidak boleh mulutnya beraroma tidak sedap. Misalnya suster, pasiennya orang nggak waras, pas deket bau mulutnya nggak sedap malah ngamuk – ngamuk orang yang nggak waras. Jadi nggak apa – apa sikat gigi, tapi jangan dimakan pasta giginya. Mentang – mentang puasa, odolnya dimakan, kalau dimakan itu dodol bukan odol.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, jadi kita pahami hal ini, hati – hati!. Ya gosok gigi boleh – boleh saja, tidak membatalkan puasa tapi hati – hati jangan sampai tertelan. Ya yang bagusnya sih tidak, kenapa? Allah tunjukkan iman orang itu, kalau seandainya ia tidak gosok gigi itu ia malas bicara. Karena kalau orang lapar, haus, apa yang ia perbuat kalau bukan bengong. Kalau ia nggak punya teman, bisa repot ngomong juga, ngomong sana ngomong sini, laper nih, ngeluh ini, nah ini ngumpat, nah ini yang dijauhkan orang lain, akhirnya menggunjing orang lain mungkin aromanya sedap. Tambah ngomong tambah jauh orang – orang. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, jadi hal – hal seperti itu mesti kita fahami bahwa di dalam setiap hal – hal telah diperbuat oleh Allah Swt dan sunnah Nabi kita Muhammad Saw ada hikmahnya.
Dan juga bagi orang – orang yang berpuasa itu Allah Swt siapkan Ar-Rayyan (pintu sorga yang disebut Ar-Rayyan) riwayat Shahih Bukhari bahwa pintu itu terbuka khusus untuk orang yang berpuasa. Saat orang – orang berkumpul di padang mahsyar, Allah Swt memanggil mereka, aina shaaimun “dimana orang – orang yang banyak berpuasa dulu di muka bumi?”, berdiri mereka, idza dakhaluu kulluhum fughliqal baab, “setelah mereka semuanya masuk, tidak ada orang – orang yang suka berpuasa tersisa, sudah masuk semuanya, pintunya ditutup dan tidak pernah dibuka lagi selama – lamanya”. Lalu Rasul Saw bersabda riwayat Shahih Bukhari bahwa nanti orang – orang memperbanyak sholat masuk dari pintu sholat, yang banyak jihad masuk dari pintu jihad, yang puasa dari pintu Al-Rayyan, yang banyak sedekah masuk dari pintu sedekah dan masing – masing masuk dari pintu amal yang paling banyak ia perbuat. Maka berkatalah Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq radiyallahu anhu wa ardhah “Ya Rasulullah apakah mungkin kalau seandainya aku masuk dari semua pintu?” dipanggil dari semua pintu maksudnya, karena mengamalkan semuanya. Rasul berkata
نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْتَ مِنْهُمْ يَاأَبَابَكْر
“bisa, aku berharap engkau salah satunya diantara mereka wahai Abu Bakar”. (Shahih Bukhari)
Para Sahabat dan Rasul itu tidak repot - repot pakai pintu sorga dan sorganya. Sorga itu diciptakan untuk orang – orang yang taat kepada Allah Swt, taat kepada Sayyidina Muhammad Saw. Surga itu tidak terbuka pintunya kalau belum dibuka oleh Muhammad Rasulullah Saw. Orang yang cinta kepada Rasul, tidak dilupakan oleh Rasul Saw. Mudah – mudahan kita bisa bersama Rasul Saw, kita tidak jumpa di dunia insyaAllah jumpa di akhirat, dunia dan akhirat, Yaa Allah…………!, apa gunanya alam semesta dan seluruh makhluk jika di hari kiamat wajahmu dibutakan dari melihat wajah Sayyidina Muhammad Saw, apalagi kalau dibutakan dari melihat Allah. Wajah Rasul dilihat indah diari kiamat, celakalah orang g tidak melihatku dihari kiamat. Siapa mereka? Siapa lagi kalau bukan orang yang lebih cinta pd harta dan keduniawian, lalu siapa yang bersama Rasul? siapa lagi kalau bukan yang rindu pada Rasul, karena janjinya
اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
(صحيح البخاري)
“setiap orang bersama dengan orang yang ia cintai”. (HR. Shahih Bukhari)
Semoga kita dicintai Nabi.
Bulan ramadhan bulan dermawannya Rasululllah, bukan dermawan kepada hamba saja tapi dermawan bagi segenap sifat – sifat lainnya. Paling baik dan mudah menemui Rasul, makanya banyak orang jumpa Rasul Saw di bulan ramadhan. Kenapa? karena Rasul ini orang yang tidak bisa menolak permintaan orang selama beliau mampu memberinya, lebih – lebih di bulan ramadhan. Kita semua minta agar jumpa dengan Nabi kita Muhammad Saw.
Hadirin – hadirat, kita lanjutkan ke masalah yang perlu diketahui yaitu zakat fitrah. Zakat fitrah itu sudah boleh dikeluarkan dari mulai terbenamnya matahari awal bulan ramadhan. Malam 1 ramadhan itu sudah boleh dikeluarin, sekarang sudah boleh zakat fitrah dikeluarkan, boleh tapi belum wajib. Wajibnya zakat fitrah itu adalah orang yang hidup di bulan ramadhan yang hidup di bulan syawal. Jadi maksudnya yang wajib sekarang nggak apa – apa, kalau meninggal sebelum bulan syawal ya sudah sunnah saja. Tapi wajibnya itu untuk orang yang hidup di sebagian bulan ramadhan sebagian bulan syawal. Misalnya, besok lebaran, sekarang atau tadi ashar lahir, adzan maghrib adzan isya, abis isya meninggal, wajib tuh kena zakat fitrah. Kenapa? karena hidup di sebagian kecil di bulan ramadhan dan hidup di sebagian kecil bulan syawal. Kecuali kalau misalnya besok lebaran, hari ini ashar lahir sebelum maghrib meninggal, nggak wajib. Kenapa? karena ia tidak melewati bulan syawal. Atau lahirnya setelah terbenamnya matahari di bulan ramadhan masuk 1 syawal, enggak wajib, kenapa? karena hidupnya sepotong di bulan syawal enggak hidup di bulan ramadhan. Jadi kalau mau dari sekarang zakat fitrah, masjid almunawar menyalurkan zakat fitrah bukan Majelis Rasulullah. Majelis Rasulullah tidak menerima zakat fitrah. Zakat fitrah di masjid – masjid, di masjid almunawar dibuat zakat fitrah. Makanya malam lebaran yang mau ngambil, Ayoo,.yang mau ngambil jadwal malam lebaran, takbiran akbar. Kebetulan pas malam selasa, silahkan mendaftarkan ke contact person karena bukan di masjid almunawar. Karena kita dapat kabar masjid almunawar mengajukan permohonan kalau bisa malam selasa jangan di almunawar karena bertepatan dengan malam lebaran dan pembagian zakat. Repot, kacau balau nanti. Jadi malam lebaran kita majelis, memang malam lebaran majelis juga bib? Majelis!!. yang mau hadir, hadirlah, yang nggak mau hadir karena ada kesibukan maka tidak apa – apa. irin,
InsyaAllah bulan ramadhan kita sukses, acara kita insyaAllah sukses. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, sebagaimana biasa kita mulai majelis itu pk.20.45wib, kan kalau hari biasa pk.20.30wib (setengah sembilan). Kalau ramadhan ini mulai pk.20.45wib jadi selesainya juga pk.22.15wib (sepuluh lima belas). Jadi kita ringkas.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Di masa Imam Malik alaihi rahmatullah ada seorang temannya datang, Imam Malik itu imam besar, gurunya Imam Syafi’i. Imam Malik bin Anas bin Malik, bukan Anas bin Malik sahabat, bukan. Imam Malik bin Anas bin Malik alaihi rahmatullah, gurunya Imam Syafi’I, orang yang mengarang kitab Al Muwattha’ Kenapa disebut Al Muwattha’ artinya yang menginjak, kenapa? karena dengan kitab itu, terinjak seluruh kitab yang ada di masa itu oleh kita Al Muwattha’ Imam Malik. Imam Malik, imam besar dan sangat menghargai adab. Beliau kalau ditanya tentang hukum, tentang suatu pertanyaan soal hukum. Kalau tanya hukum, tanya mau di jalan, mau sambil duduk, mau dipasar, silahkan tanya. Kalau nanya hadits, ke rumah. Di rumah beliau berwudhu lagi, pakai sipat matanya, pakai minyak wanginya, pakai jubahnya, pakai sorbannya baru berkata “Qaala Rasulullah Saw”. Berani mengangkat suara disaat ia sedang membaca hadits, dipukul dengan keras oleh Imam Malik. “jangan mengeraskan suara didepan hadits Rasulullah Saw”. Beliau dimana – mana, di Madinah Al Munawarrah tidak berani memakai sandal. Bagaimana berani memakai sandal di tanah bekas pijakan kaki Muhammad Rasulullah Saw? Imam Malik bin Anas bin Malik ini ketika duduk bersama para sahabatnya, karena sedang santai melunjurkan kaki lagi dipijiti kakinya, mzkz ia mdlunjur santai tidak bersila, murid – muridnya semua.
Lalu Datang tamu tak dikenal, sorbannya besar, di saat itu. Beda dg zaman sekarang, sebagian masih memegang kebiasaan itu. Tigkatannya disebut Tholib (pelajar), orang yang sudah hafal kitab bidayatul hidayah, itu pakai sorban panjangnya 5 hasta, juga Tholib, kalau ia sudah mengajar maka panjang sorbannya 7 (saya masih menggunakan 7 hasta), kalau ulama besar 9 – 12 hasta. Ini imamah/sorbannya besar tamunya, ulama besar darimana nih? Maka Imam Malik yg sedang berlunjur santai, segeramenarika kakinya untuk bersila menghormatiualam bersorban besar ini, tidak boleh sembarangan, harus sopan. Apa yang bisa kubantu?, ia berkata : Aku datang mau bertanya”. Imam malik bertanya lagi : Apa pertanyaanmu hadits, ayat atau hukum? kalau hadits tunggu dulu atau ayat, biarkan aku bebenah dulu.
Maka sorban besar itu berkata, tidak, aku mau tanya masalah hukum’.
Imam malik berkata : Iya apa pertanyaanmu?
Si sorban besar bertanya : pertanyaannya bagaimana kalau besok matahari tidak terbit??
Imam Malik diam, lalu menunduk, dan bergumam.. besok matahari nggak terbit, oh.. jawabannya berarti aku boleh duduk berlunjur kaki lagi...

Maksudnya apa?, orang ini tidak waras. Bagaimana matahari tidak terbit hari esok, tanda kiamat belum beres. Besok bukan hari jum’at, nanya besok matahari nggak terbit lagi, nggak waras berarti. Jawabannya aku boleh selonjor lagi. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, jadi menghadapi pertanyaan – pertanyaan yang ditanya oleh orang – orang mubtadi’in nggak perlu dijawab kalau seandainya keluar dari akidah dan nggak jelas. Apa itu mubtadi’in? Mubta’d’in itu segala – segalanya bid’ah, ini bid’ah itu bid’ah bid’ah bid’ah. Imam Malik udah pegel ngeliat orang kaya gini, yang model kaya gini udah ada di zaman Imam Malik. Kalau dibilang kecebongnya lah, kalau sekarang udah jadi. Kalau dulu kecebongnya udah ada. Imam Malik…………. ia berkata ya imam, kheif……inallah…….., Imam Malik menjawab majhul, ma’qul, imaan bihi wajib, wa su’al ‘anhu bid’ah “masuk akal, tidak diketahui maknanya dan mempertanyakan masalah itu bid’ah”. Dan kulihat engkau ini orang jahat, keluarkan ia dari hadapanku, kata Imam Malik. Di zaman Imam Malik kecebongnya diusir.
Hadirin, demikian saudara – saudariku, yang demikian jangan dimusuhin ya, kasihan saudara – saudara muslim kita banyak yang dijebak hal ini, segala – gala bid’ah segala – gala bid’ah. Justru hal – hal yang bid’ah mereka memperbuatnya. Kalau kita hal – hal yang sunnah kita qiyaskan, kita buat seperti maulid, nisfu sya’ban, dan lainnya. Qiyas untuk syiar justru malah diperangi, tapi justru hal – hal yang betul – betul yang tidak perlu ditambah, mereka tambah – tambahi. Seperti zakat profesi, kapan munculnya hukum zakat profesi. Zakat profesi tidak pernah ada di seluruh madzhab, karena apa? zakat itu hal yang fardhu, mau ditambahin. Ya tapi sekarang banyak orang yang masuk non muslim, keluar dari islam gara – gara kelaparan karena muslim nggak ngeluarin zakatnya. Ooo..jadi kalau gitu orang banyak ibadah, banyak maksiat, sekarang sholat tambahin juga jadi 6 waktu, nggak bisa begitu. Yang fardhu fardhu, nggak bisa ditambah. Ya tapi sekarang bagaimana dengan banyaknya orang yang kelaparan ini? Ya kita setujui sedekah profesi, setuju!. Mau tiap hari, mau tiap bulan, mau ½ persen, 50 persen, kalau perlu 100 persen. Tapi sedekah profesi jangan ngomong zakat profesi. Kalau zakat = fardhu, nggak bayar, halal darahnya. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, hal seperti ini justru diputar – balikkan oleh mereka menjadi zakat profesi, itu yang justru bid’ah dhalalah.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Robbana dzolamna anfusana wa ilam taghfirlana watarhamna lanakunana minal khasirin…..(do’a nabi adam)
Berdoa Nabiyallah Adam alaihi salam ketika telah melakukan hal yang dilarang oleh Allah Swt, karena ia sudah terkecoh oleh godaan syaithan maka berkata Nabi Adam “wahai Allah kami telah berbuat salah pada diri kami, jika tidak Kau kasihani kami dan tidak Kau ampuni kami, kami adalah orang – orang yang merugi”. Inilah doa ayahbunda kita Nabi Adam dan Siti Hawa.
Wahai Allah dengarlah doa kami, hal – hal yang baik yang ada pada-Mu. Sebab kejahatan kami, barangkali sebab dosa besar kami, barangkali sebab maksiat kami, anugerah – anugerah yang baik yang mestinya kami dapat jadi tertahan gara – gara dosa kami. Jangan tahan wahai Allah setiap anugerah yang akan Kau berikan hanya karena sebab dosa – dosa. Wahai Allah jangan Kau haramkan setiap anugerah yang akan Kau berikan pada kami, maafkan kesalahan kami, seluruh anugerah dan seluruh rahmat yang Kau berikan.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
( البقرة : ٢٨٦)
“Wahai Allah janganlah Kau siksa kami jika kami lupa dan kami salah”( QS. Al Baqarah : 286)
رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
( البقرة :٢٨٦ )
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al Baqarah : 286)
Wahai Allah jangan Kau siksa kami dengan hal – hal yang sangat berat yang membuat kami tidak mampu untuk menanggungnya, wahai Allah jangan bebani kami seperti orang – orang sebelum kami, wahai Allah jangan bebankan kami jika kami tidak mampu,
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Katakanlah bersama – sama……..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ... يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ
Pastikan seluruh wajah ini kelak berjumpa dengan-Mu dengan sambutan yang hangat, pastikan seluruh wajah kami ini akan dipanggil mengahdap-Mu dengan pandangan yang indah, wahai Allah beri kami kesempatan memandang Dzat-Mu Yang Maha Indah, jangan butakan kedua mata kami saat orang – orang yang Kau beri kenikmatan memandang keindahan Dzat-Mu, sungguh banyak orang yang akan buta di hari kiamat tidak diizinkan melihat Allah karena matanya menghina Allah, matanya menghina orang – orang muslim di dunia, matanya menghina saudaranya di dunia, mata seperti itu tidak pantas melihat Allah. Masih tertuliskah nama kami dari kelompok yang akan melihat Dzat-Mu wahai Allah, atau sudah terhapus nama kami dari kelompok yang melihat-Mu Rabbiy, ya Rabbiy..
Rasul bersabda 7 kelompok, salah satunya yang akan melihat Allah disaat semua orang berada dalam kesuliatan, salah satunya adalah ketika ia mengingat Allah mengalir air matanya.
رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“seseorang yang jika mengingat Allah mengalirlah air matanya”
Orang seperti ini berhak melihat Allah. Jika mereka diusir dari kelompok orang yang melihat Allah, maka mereka tidak diizinkan melihat Allah, ditutup tabir oleh para malaikat, maka Allah bertanya “kenapa kau tutupi mata mereka wahai malaikat-Ku?”, malaikat menjawab “mata – mata mereka penuh dosa wahai Allah, tidak pantas melihat keindahan-Mu”. Allah berfirman ‘irfaul hujub……………………….liqa’i, angkat tabir yang memisahkan-Ku dengan mereka karena mata mereka sering menangis rindu jumpa dengan-Ku, mereka berhak melihat-Ku.
Dimana ayahbunda kami, dimana keluarga kami, suami, istri kami, anak – anak kami, kerabat – kerabat kami, dimana mereka ya Allah. Manusia saling tindih berlari kesana – kemari, lari dari dosa – dosa dan orang – orang yang pernah ia berbuat dosa takut dituntut, lari dari ayahnya takut dituntut tidak bakti, lari dari suaminya takut dituntut tidak bakti, lari dari istrinya takut dituntut tidak bakti, lari dari anaknya takut dituntut tidak bakti, lari dari tetangganya, lari dari kelompoknya. Mereka risau akan kemana mereka pergi, disaat itulah muncul wajah Sayyidina Muhammad Saw maka mereka memanggil – manggilku, kata Rasul. Maka aku berjabat tangan, aku (Muhammad saw) yang akan bersujud untuk memohonkan syafa’at maka beliau bersujud. Pastikan kami diantara mereka yang cepat mendapatkan syafa’at. Ayahbunda kami, keluarga kami, rumahtangga kami, saudara – saudari kami, orang yang kami cintai,
Orang yang mengigat Allah hingga mengalir airmata dari matanya, lalu mereka pun kembali kepada keluarga dan saudara – saudaranya riang gembira seperti orang yang mendapatkan wisuda. Wisuda yang tunggal dan abadi, wisuda keridhoan Allah, mahkota cahaya yang kekal, keridhoan-Mu Rabbiy, betapa bangganya melihat kau mendapatkan wisuda keridhoan Rabbul ‘Alamin, mahkota keluhuran Ilahi menuntunmu pada kebahagiaan yang kekal,
يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله
Sidang akbar itu akan datang pada kita, ada yang lulus dengan wisuda keridhoan Allah. Ada yang tidak lulus dan tempatnya adalah penjara kehinaan, semoga kita semua lulus oleh Allah. Orang yang mendahulukan kebaikan untuk Allah Swt semasa hidupnya dan husnul khatimah, mereka jauh dari neraka. Laa yasma’uuna hasiisahaa “desisnya mereka tidak dengar”, langsung masuk menuju surga-Nya Allah ta’ala. Semoga aku dan kalian diantara mereka. Selanjutnya kita dengarkan tentang Nabi kita Muhammad Saw lalu doa penutup guru kita AlHabib Hud bin Muhammad Bagir Al Atthas.
Hadirin – hadirat, sebagian besar mungkin sudah mengetahui malam 17 Agustus yang akan datang bertepatan dengan malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan malam Nuzulul Qur’an dan malam Badr Al Kubro. Ketika malam 17 Agustus 1945 itu adalah dan juga malam 17 Ramadhan. Jadi 3 acara berpadu satu, tasyakuran malam kemerdekaan sekaligus nuzulul qur’an sekaligus haul alhul badr. Jadi waktunya kita nggak bisa terlalu lama, ya nggak bisa seperti kemarin. Jadi diringkas. Kalau kemarin itu kan semuanya bisa sampai 3 jam, waktunya mungkin tidak selama itu. Tempatnya di Istiqlal. Kita mulai pk. 21.00wib, insyaAllah. Semoga acara kita sukses. Di Istiqlal mulai pk.21.00wib, jangan terlalu awal juga karena tarawihnya selesai pk. 21.15wib. jadi masih ada kesempatan. Mau terawih disana, ya silahkan. Nanti pembagian bukanya berebut.
Terakhir Diperbaharui ( Sunday, 14 August 2011 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar